Menu
RSS

REMAJA KEBUN RAYA

Kebun Raya Bogor | Sumber Foto: Kebunraya.id Kebun Raya Bogor | Sumber Foto: Kebunraya.id

Saat saya dan istri berjalan kaki di siang hari mengelilingi Kebun Raya Bogor (KRB) pada Minggu, 24 Juli 2022, saya melihat pemandangan di luar KRB yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya melihat banyak remaja seusia SD dan SMP asyik nongkrong di sekitar Lawang Salapan dekat Tugu Kujang sampai Sungai Ciliwung dekat Lapangan Sempur. Tak hanya remaja laki-laki, dalam perkumpulan tersebut juga terlihat remaja perempuan, baik yang berkerudung maupun tidak turut bercampur baur menikmati rokok.

Kemudian saya mendengar seorang remaja perempuan berlari sambil menjawab pertanyaan kawannya, kalimat yang saya dengar adalah bahasa Sunda yang dibumbui dengan kata-kata kebun binatang. Sepertinya ini sudah menjadi bahasa remaja ini sehari-hari ketika berkomunikasi dengan teman-temannya.

Pakaian yang dikenakan para remaja ini ada yang sopan namun tak sedikit yang mengumbar aurat. Aktivitas mereka kebanyakan berkerumun, selfie-selfie, dan berpelukan yang mungkin dilakukan dengan pacarnya. Ketika saya ingin mengakhiri acara jalan kaki keliling KRB sekitar pukul 2 siang, saya melihat para remaja ini mulai beranjak pulang dan yang paling mengejutkan mereka menyetop mobil bak terbuka, bahkan ada yang menyetop truk tangki dan kemudian naik di atasnya.

Tak hanya remaja laki-laki, remaja perempuan pun turut melakukan hal tersebut. Saya berpikir, “Oh ini mungkin remaja Bogor zaman sekarang”. Bagi saya karena KRB itu tempat umum, jadi siapa pun boleh-boleh saja untuk nongkrong selama tidak merusak lingkungan. Saya tidak tahu apakah hal yang saya lihat minggu kemarin itu terjadi tiap minggu atau hanya hari Minggu kemarin saja.

Jika ini terjadi tiap minggu maka bisa jadi warga luar Bogor yang datang berkunjung ke KRB akan berpikir bahwa remaja Bogor adalah seperti yang nongkrong saat itu, dan kesimpulan itu tidak bisa disalahkan. Tinggal masalahnya bagi orang Bogor apakah wilayah sekitar KRB di hari Minggu akan jadi tempat nongkrong remaja tanpa  memberi manfaat yang jelas atau akan jadi tempat nongkrong yang bisa memberi manfaat yang jelas untuk berbagai pihak.

Saya berpikir jika saja setiap hari Minggu di sekitar KRB ada kegiatan yang bermanfaat, seperti diadakan atraksi berbagai kesenian khas Bogor yang sifatnya berkeliling KRB, sholawatan dengan alat tepuk rebana sambil mengelilingi KRB, dan kegiatan positif lainnya. Jika hal-hal ini dilakukan, semoga bisa membuat anak-anak yang nongkrong seperti yang saya ceritakan di atas akan mendapat pengetahuan yang bermanfaat.

Semoga kegiatan ini pun mengundang remaja Bogor yang lain, yang biasanya beristirahat di hari Minggu karena sudah sibuk belajar hari-hari sebelumnya, untuk hadir di sekitar KRB karena ada kegiatan-kegiatan ini. Jika hal itu terjadi maka wajah remaja Bogor di pandangan orang yang berkunjung ke Bogor insyaallah akan berubah dan yang ke Kebun Raya Bogor akan mendapat banyak manfaat.

Tulisan ini hanyalah ide saja, karena saya sebagai masyarakat biasa sepertinya sulit untuk mewujudkan itu. Semoga ada pimpinan padepokan kesenian, pimpinan ormas, pimpinan pondok pesantren, apalagi aparat pejabat pemerintah yang membaca tulisan ini setuju dengan tulisan saya dan semoga mau mewujudkannya.

 

Bogor, 26 Juli 2022

Marzuki

 

back to top
ads by bogorplus.com
Kota Bogor Bottom