Menu
RSS

March 2019

Seminar Suprarasional, Upaya Memperkokoh Jati Diri KPM

Foto: Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra (RHS) langsung hadir ke Surabaya dan mengisi sesi seminar suprarasional yang digelar di aula gedung Fakultas Psikologi Unair Kampus B, Ahad (03/03/2019)/Dok. KPM

Surabaya, Jawa Timur - Membangun lembaga berbeda dengan membangun kelembagaan. Membangun lembaga berarti bicara pembangunan hal-hal bersifat fisik. Sedangkan membangun kelembagaan bicara soal internalisasi visi dan nilai-nilai yang diyakini dan dijalankan oleh pendiri, manajemen, karyawan, dan seluruh mitra kerja. Agar semua elemen lembaga memahami visi dan nilai budaya organisasi, perlu adanya sosialisasi dan komunikasi yang intensif  tentang visi dan nilai organisasi di internal organisasi tersebut. Untuk membangun dan memperkokoh jati diri lembaga, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Surabaya menggelar seminar suprarasional bertajuk ‘Solusi Beragam Masalah Dunia dengan Aktifnya Tiga Antena dan Dahsyatnya Tabungan Jiwa’. 

Baca juga: 

Presdir KPM Berbagi Pengalaman Hidup Suprarasional di Surabaya

Buku BEST SELLER Cara Berpikir Suprarasional Karya Ridwan Hasan Saputra, dapatkan di KPM Mart (pesan disini)

Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra (RHS) langsung hadir ke Surabaya dan mengisi sesi seminar suprarasional yang digelar di aula gedung Fakultas Psikologi Unair Kampus B, Ahad (03/03/2019). Penulis buku best seller ‘Cara Berpikir Suprarasional’ ini menyapa para orang tua dan para guru yang berada di wilayah kerja KPM Surabaya. Selain menyajikan gagasan dan pengalaman terbaik tentang suprarasional, RHS bisa menyerap aspirasi dan berkomunikasi tanpa jarak dengan para peserta seminar yang notabene adalah bagian dari keluarga besar KPM. Hal paling penting dari seminar suprarasional ini adalah terjadinya sharing pemikiran dan perjuangan jatuh bangun seorang RHS membangun KPM. Dengan situasi demikian, seminar ini tak hanya sekadar transfer pengetahuan tentang ilmu suprarasional, namun lebih dari itu, para peserta bisa menyerap energi suprarasional dari Sang Pendiri KPM.

Ilmu tentang suprarasional bisa dipelajari lewat buku atau referensi di dunia maya. Namun tingkat pemahaman dan keyakinan tentang ilmu suprarasional akan berbeda nuansanya jika langsung berjumpa dengan penulisnya. Peserta seminar suprarasional bisa mengungkap yang tersirat dari kiprah KPM dengan praktik suprarasionalnya lewat kisah hidup yang dijalani RHS sejak 2001 silam. Hal ini tentu saja akan menambah keyakinan bahwa pilihan untuk berkiprah di KPM adalah pilihan hidup yang tepat.

KPM sebagai lembaga pendidikan memiliki hal unik karena menerapkan Sistem Metode Seikhlasnya (SMS) dalam menyebarkan Matematika Nalaria Realistik (MNR). Secara rasional, ada beberapa kalangan mencoba memprediksi bahwa KPM akan tutup beroperasi dalam hitungan bulan. Namun faktanya, sampai saat ini, KPM tetap bisa eksis berkontribusi di dunia pendidikan Indonesia di usia lembaga yang jelang 18 tahun pada tahun 2019 ini. Itulah hasil dari penerapan cara berpikir suprarasional. Buah dari kejelasan visi, kejernihan pikiran dan hati, dan kedekatan dengan Tuhan Yang Maha Menguasai Alam Semesta ini. Kehadiran RHS di Surabaya bisa dimaknai sebagai upaya membangun visi bersama, membangkitkan semangat juang, dan kesadaran bahwa cara berpikir suparasional adalah identitas KPM. Jati diri yang harus dipahami dan diyakini demi terwujudnya visi dan misi KPM.    

Tim Media  

Read more...

KPM dan Upaya Membangun Karakter Anak

Foto: Ikhtiar membangun karakter anak melalui program kelas menginap/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Setiap orang tua mendambakan anaknya berperilaku baik dan perilaku tersebut harus ditumbuhkan. Perilaku baik juga diperlukan untuk masa depan anak-anak kita agar mereka dapat hidup mandiri, disiplin, jujur, suka menolong orang lain, dan diterima oleh lingkungan sosialnya. Tidak mudah untuk membentuk perilaku anak agar sesuai dengan nilai, adab, serta norma yang dianut keluarga, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan komitmen dan konsistensi dari orang tua, guru, dan tokoh masyarakat untuk selalu menjadi teladan dalam berperilaku baik.   

Baca juga: 

Ada Apa dengan Reward

Kejutan untuk Siswa Kelas Khusus KPM

Klinik Pendidikan MIPA memiliki program yang unik dan kreatif dalam upaya membangun karakter anak, salah satunya melalui program kelas menginap. Program ini mengharuskan anak-anak melakukan aktivitas secara bersama-sama sesuai dengan kelompok yang sudah diatur khusus oleh tim KPM. Selain melaksanakan olah pikir lewat aktivitas belajar, anak-anak pun dikondisikan untuk melakukan olah hati lewat aktivitas ibadah (shalat berjamaah, shalat tahajud, shalat dhuha, dsb), dan olah fisik lewat aktivitas olahraga.

Foto: Aktivitas ibadah bersama lewat kegiatan tadarus dan hikmah pagi/Dok. KPM

Pada program kelas menginap, anak-anak ditumbuhkan dan diperkuat perilaku baiknya untuk berdisiplin, bersikap sopan santun, mandiri, hormat pada guru, dan bertanggung jawab. Sikap disiplin ditumbuhkan ketika anak-anak harus tidur tepat waktu, bangun tidur tepat waktu, shalat tepat waktu, dan semua kegiatan pada program kelas menginap yang sudah diatur jadwal kegiatannya secara rinci. Siswa KPM yang usianya lebih muda harus memanggil kakak pada siswa KPM yang usianya lebih tua. Adik hormat pada kakak dan sebaliknya kakak harus mengayomi dan membimbing adiknya.

Selain itu, siswa-siswi KPM pun dilatih sikap kemandiriannya untuk tidur sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, dan menyiapkan segala perlengkapan sendiri selama mengikuti program kelas menginap. Setiap siswa KPM harus mencium tangan guru atau staf KPM sebagai wujud sikap hormat.  Siswa KPM pun harus bersikap tanggung jawab pada diri sendiri, pada teman, pada guru, dan pada lingkungan sekitar.

Foto: Mengoptimalkan olah fisik dengan berlatih pencak silat/Dok. KPM

Perilaku baik harus dilakukan agar anak-anak bisa merasakan manfaatnya langsung pada diri mereka. Sebaliknya, jika perilaku baik tidak dilakukan, hal ini akan memiliki akibat atau dampak juga pada diri anak-anak kita. Misal, jika mereka disiplin tidur tepat waktu dan bangun tidur tepat waktu, mereka bisa datang ke sekolah secara tepat waktu pula. Hidup mereka lebih terpola dan tertata baik. Berbeda sekali jika mereka berperilaku tak disiplin. Karena tidur terlalu malam karena menonton televisi atau main games, misalnya, mereka kemungkinan besar bangun terlambat. Hal ini bisa berakibat mereka datang terlambat ke sekolah. Jika terlambat ke sekolah, siap-siap saja menghadapi hukuman dari pihak sekolah. Kondisi yang tidak menyenangkan.

KPM memiliki kesadaran penuh bahwa program kelas menginap dan program pembinaan lainnya bagi siswa-siswi KPM merupakan ikhtiar panjang menyiapkan generasi masa depan Indonesia yang cerdas dan berkarakter. Khusus terkait upaya pembangunan karakter anak, hal ini musti dilakukan sejak dini dan dilakukan secara konsisten. Mengapa mesti dilakukan sejak dini? Elia Daryati R. Psi, M. Psi (Hidayati dan Wahyu, 2015) mengibaratkan pembentukan karakter pada anak usia dini seperti membangun rumah, sementara membangun karakter remaja dan dewasa seperti merenovasi rumah. Lebih mudah mana membangun atau merenovasi rumah? Jawabannya tentu lebih mudah membangun rumah dibandingkan merenovasinya. Lebih cepat mana membangun atau merenovasi rumah? Jawabannya tentu lebih cepat membangun rumah dibandingkan merenovasinya. Merenovasi juga menimbulkan banyak luka dan tidak mengubah pondasi yang sudah dibangun dari awal. Biaya yang dikeluarkan juga akan lebih banyak.

Tim Media 

Read more...

Ada Apa dengan Reward

Sumber foto ilustrasi: www.123rf.com

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Reward dan punishment, pasti kita sangat akrab dengan dua istilah tersebut. Reward atau penghargaan diberikan atas prestasi yang diraih. Sebaliknya, punishment atau hukuman diberikan atas perilaku melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Reward dan punishment mesti diberikan dengan kadar yang tepat dalam konteks pendidikan anak. Dalam tulisan ini, penulis akan fokus mengkaji tentang esensi pemberian reward.

Baca juga: 

KPM dan Upaya Membangun Karakter Anak

Kejutan untuk Siswa Kelas Khusus KPM

Reward diperlukan sebagai apresiasi terhadap usaha anak menumbuhkan perilaku baik. Reward bisa memberikan dorongan yang lebih kuat bagi anak untuk konsisten melakukan perilaku baik. Dengan reward, anak semakin yakin bahwa perilaku yang dilakukannya sudah benar. Namun demikian, reward yang diberikan sebaiknya bersifat mendidik.

Dalam buku berjudul Time Out dalam Parenting: Mengasuh Anak itu Mudah dan Menyenangkan (2015) yang ditulis dr. Zulaehah Hidayati dan Ratihwah Munar Wahyu, S. Si, disajikan beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemberian reward bisa efektif memberikan dorongan dan motivasi agar anak konsisten melakukan perilaku baik dalam meraih prestasi. Pertama, pilihlah kata yang tepat agar anak idak berpikir mereka melakukan perilaku demi mendapatkan reward. Contoh pemilihan kata yang kurang tepat, “Kalau sudah makan, nanti ibu kasih uang untuk jajan.” Yang dipahami anak, jajan itu diperbolehkan. Selain itu, anak berpikir kalau makan sehari 3 kali berarti bisa mendapatkan jajan 3 kali juga. Anak pun berpikir orang tua punya banyak uang untuk jajan.

Apa sebetulnya yang ingin kita tanamkan tentang perilaku makan dan jajan? Makan tentu bukan tugas yang harus dilakukan demi mendapatkan jajan, tapi untuk membuat badan menjadi sehat. Sementara itu, apakah anak boleh jajan? Tentu boleh saja. Definisi jajan adalah membeli makanan selain makanan pokok. Namun jika jajan diperbolehkan setiap selesai makan dan itu dilakukan sampai 3 kali, tentu akan menimbulkan berbagai efek negatif. Jadi, susunan kata berikut lebih tepat dipergunakan untuk mengindikasikan reward kepada anak: “Ayo makan, De, supaya badan menjadi sehat. Setiap akhir minggu bila semuanya makan dengan lahap dan bagus, boleh kita beli makanan hiburan seperti kebab, burger, atau yang lain. Tapi, satu berdua saja. Kalau makanan jajanan tidak bagus terlalu banyak.”

Kedua, memilih jenis reward yang tepat. Contoh jenis reward yang kurang tepat bentuknya: “Setiap kamu berhasil puasa, nanti ibu beri uang Rp5.000,-“ “Kalau kamu berhasil puasa sebuan penuh, nanti Ayah belikan Playstation.” Konsekuensi dari pemilihan reward yang keliru bisa membuat anak berpikir bahwa jika dia puasa, dia akan mendapatkan uang atau mainan. Apa yang ingin kita tanamkan pada benak anak tentang puasa? Tentu jawabannya adalah untuk menjalankan perintah Allah dan endapatkan berbagai manfaat puasa, yaitu sehat, berlatih kesabaran, empati terhadap orang miskin, meningkatkan kesalehan, dan meraih derajat takwa. Ucapan syukur, pujian, dan sebuah acara buka puasa bersama yang menyenangkan menjadi pilihan reward yang tepat untuk menguatkan pemahaman anak terhadap manfaat berperilaku baik, bukan sebagai imbalan atas sikap baiknya tersebut. Selamat memberikan reward yang tepat Ayah dan Bunda. Silakan dicoba.

Tim Media

Read more...

Kejutan untuk Siswa Kelas Khusus KPM

Foto: Pelajar kelas khusus KPM di SDIP Daarul Jannah Bogor mengikuti sesi pesan motivasi/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat – Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menghadirkan kejutan bagi siswa-siswi kelas khusus KPM, Sabtu lalu (02/03/2019). Setelah memberikan pengarahan kepada seluruh siswa kelas khusus KPM, Siti Khoerunnisa, Kepala Bagian Pendidikan KPM memanggil para siswa yang telah melaksanakan amalan puasa senin dan kamis di pekan lalu dan langsung memberikan penghargaan atas ikhtiar para siswa yang telah melakukan hal tersebut.   

Baca juga: 

KPM dan Upaya Membangun Karakter Anak

Ada Apa dengan Reward

KPM memiliki konsep pendidikan yang menyeimbangkan optimalisasi kecerdasan akal dan kemuliaan akhlak. Selain membina anak-anak agar memiliki kecakapan matematika dan IPA yang unggul, KPM mendorong anak-anak untuk melaksanakan amalan sunah seperti bersedekah, menjaga wudhu, shalat dhuha, shalat tahajud, dan amalan lainnya. Salah satu cara untuk memperkuat hal tersebut adalah memberikan penghargaan kepada siswa-siswi KPM yang sudah menjalankan amalan sunah tersebut. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan energi positif agar siswa-siswi KPM yakin bisa melakukan hal itu dan mau mencoba lagi hal tersebut secara konsisten. 

Foto: Pembagian reward bagi pelajar yang melakukan amalan ibadah puasa sunah Senin-Kamis/Dok. KPM

Klinik Pendidikan MIPA menyadari bahwa anak-anak adalah rumah masa depan kita. Kita mesti pandai merawat potensi kebaikan yang ada pada diri setiap anak-anak kita. Pemberian penghargaan kepada siswa kelas khusus yang sudah menjalankan amalan sunah merupakan salah satu ikhtiar yang diupayakan KPM agar anak-anak kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang rajin beribadah dan memiliki kedekatan dengan Sang Pemilik Ilmu sehingga hal ini bisa membuat mereka menjadi orang-orang yang dimudahkan dalam memahami ilmu dan menggunakannya untuk kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat mereka kelak. Semoga.

Tim Media

Read more...

KPM Tingkatkan Kualitas Guru Sains melalui Pelatihan SNR

Foto: Pelatihan Sains Nalaria Realistik (SNR), 26 Februari - 01 Maret 2019/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Guru merupakan faktor kunci yang sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) melakukan strategi yang jitu karena berfokus pada faktor paling penting dalam pembelajaran, yaitu guru. Pada tanggal 28 Februari – 01 Maret 2019, KPM menggelar pelatihan Sains Nalaria Realistik (SNR) di Klinik Pendidikan MIPA, Jl. Raya Laladon Ciomas, Bogor. 

Baca juga: 

Literasi Sains dan Pelatihan SNR

Menjadi Orangtua yang Baik 

Ina Ana Khoeriah selaku Kepala Litbang IPA KPM menyatakan bahwa kegiatan pelatihan SNR ini sangat bermanfaat bagi para guru untuk bisa memiliki keterampilan merancang pembelajaran sains, menerapkan pembelajaran sains dengan pendekatan SNR, dan mengevaluasi pembelajaran sains secara holistik (kognitif, afektif, dan psikomotorik). “Kami berharap para guru bisa mampu membuat para siswanya menghasilkan produk, berproses, dan berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan persoalan sains dalam kehidupan sehari-hari.” ungkap Deputy Leader tim KPM – Indonesia di ajang International Mathematics Science Olympiad 2018 di Zhejiang, Cina ini.

Para peserta sangat senang dan banyak mendapatkan ilmu baru selama mengikuti pelatihan SNR. Seperti halnya yang diutarakan Arif Purnawan, guru kimia SMK Abdurahman Wahid. Beliau menyampaikan bahwa pelatihan SNR bisa membuat dirinya terpacu untuk menjadi guru yang kreatif. Banyak ide-ide baru dalam pembelajaran sains yang tak terpikirkan sebelumnya. “Guru itu harus kreatif. Kita tak bisa minta murid kreatif tetapi kita sendir tak kreatif. Saya doakan ilmu SNR ini bisa membumi di Indonesia.” tutur guru yang mengajar di Lamongan ini dengan penuh semangat.

Setali tiga uang dengan pengalaman yang dirasakan Arif Purnawan, Septiani Wahyu Tumurun, guru SD Insan Sejahtera (Sumedang) ini pun mengungkapkan pengalaman serunya mengikuti pelatihan SNR selama empat hari tiga malam. “Saya mendapatkan banyak ilmu baru. Bagaimana cara merancang pembelajaran sains dan bagaimana caranya memancing kreativitas berpikir anak-anak. Suasana pelatihan nyaman dan menyenangkan.” pungkas pemilik gelar sarjana pendidikan ini. Bu Septiani mengungkapkan harapannya agar semua guru-guru di Indonesia bisa mendapatkan ilmu SNR. Karena hanya dengan cara itu, pendekatan SNR yang dikembangkan KPM bisa dirasakan manfaatnya oleh para guru di seluruh wilayah Indonesia.

Tim Media

Read more...

Literasi Sains dan Pelatihan SNR

 Foto: Peserta pelatihan SNR mengikuti aktivitas eksperimen di Kampung Matematika Laladon/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Pengetahuan sains adalah pengetahuan yang bersifat rasional empiris. Proses pembelajaran sains yang hanya mengedepankan komunikasi satu arah dan tanpa melakukan eksperimen akan mereduksi makna pembelajaran sains. Klinik Pendidikan MIPA (KPM) melalui pelatihan Sains Nalaria Realistik (SNR) mencoba membangun paradigma guru tentang esensi pembelajaran sains yang bermakna dan mengasah kecakapan bernalar anak.

Science In House Training Telah Hadir Kembali. Yuk bergabung dan ikut keseruannya belajar sambil bermain (klik disini)

Kepala Litbang IPA KPM, Ina Ana Khoeriah menjelaskan bahwa kegiatan pelatihan SNR bertujuan untuk mengubah paradigma guru tentang sulitnya memecahkan soal-soal berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) dalam pelajaran sains. Dengan pendekatan SNR yang dikembangkan KPM, hal ini bukan saja akan mempemudah anak-anak untuk mempelajari konsep sains, tetapi juga mampu melatih keterampilan bernalar anak. “Harapannya, setelah mengikuti pelatihan SNR ini, para guru bisa membantu para siswanya melatih kemampuan bernalar, siswa makin mudah memahami materi sains, siswa terampil melakukan praktikum sains, dan siswa mampu mengikuti kompetisi-kompetisi sains di level nasional maupun internasional.” ungkap Deputy Leader tim KPM – Indonesia di ajang International Mathematics Science Olympiad 2018 di Zhejiang, Cina.

Baca juga: 

KPM Tingkatkan Kualitas Guru Sains melalui Pelatihan SNR

Menjadi Orangtua yang Baik

Literasi sains merupakan kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2003).  Untuk bisa mewujudkan tingkat kecakapan literasi sains, KPM mengembangkan pendekatan SNR dengan tahapan pembelajaran yang bertahap dimulai dari peta konsep, pemberian masalah nyata, penalaran dan komunikasi, serta pemecahan masalah. Selain itu, proses pembelajaran dalam pendekatan SNR pun berfokus mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan berkomunikasi, keterampilan berkolaborasi, dan kemampuan pemecahan masalah anak-anak.

KPM lewat pelatihan SNR berupaya membekali para guru untuk bisa menerapkan dan menyebarluaskan konsep SNR di ruang-ruang kelas mereka. Jika ini terjadi, itu artinya KPM turut memberikan kontribusi terhadap pengembangan literasi sains di dunia pendidikan. Kontribusi itu bisa dilihat saat para guru alumnus pelatihan SNR mampu membuat para siswanya menghasilkan produk, berproses, dan berpikir ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan persoalan sains. 

Tim Media

Read more...

Menjadi Orangtua yang Baik

Sumber foto ilustrasi: www.freepik.com

Penulis: Asep Sapa’at

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Dibalik tumbuh kembang seorang anak, sosok orangtua selalu hadir memberikan arti tersendiri. Anak-anak tumbuh dengan sangat cepat. Mengediplah, dan tahu-tahu mereka sudah pergi menjalani kehidupan mereka sendiri. Rasanya baru sebelas tahun lalu saya menunggui kelahiran anak perempuan saya. Sekarang ia sudah sangat sibuk dengan beragam aktivitas belajar di sekolahnya dan menghabiskan banyak waktu bermain bersama sahabatnya. Sekarang ia berumur 11 tahun, selalu ceria menjalani hidup, tegar menerima kenyataan hidup, dan bersemangat mengungkapkan visinya untuk masa depan (Ia bercita-cita ingin menjadi dokter karena terinspirasi seorang dokter yang sangat baik dan telaten merawat putri perempuan saya saat menjalani operasi kista beberapa tahun lalu). 

Ada perasaan haru melihat anak-anak kita tumbuh begitu cepat. Indah jika mengenang masa-masa saat anak kita kecil dulu. Saya sempat bertanya pada putri saya, “Apa momen indah yang masih kamu kenang bersama ayah sewaktu kecil, Nak?” Putri saya terdiam sejenak. Saya harap-harap cemas menunggu jawaban dari putri saya. Beberapa detik kemudian, dia tersenyum kecil dan berkata, “Aku senang main bola bersama ayah. Aku senang bermain pasir dan air di pinggir pantai.” Saya tersenyum sumringah mendengar jawaban dari putri saya. Karena saya menyadari, pada saat itu, waktu kebersamaan saya bersama putri saya sangat terbatas karena amanah pekerjaan yang mengharuskan saya sering bepergian keluar kota. Meski demikian, saya berusaha mencurahkan perhatian dan menjadikan putri saya menjadi prioritas pertama saya. 

Tak pernah ada kata mudah untuk menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak kita. Karena tak ada sekolah khusus untuk menjadi orangtua, kita harus memiliki kesadaran untuk terus belajar. Utamanya belajar memahami diri sendiri karena apa pun yang terjadi pada diri anak-anak kita bisa mencerminkan siapa dari diri kita. Salah satu cara saya belajar menjadi orangtua adalah dengan membaca buku. Ada buku menarik berjudul The Greatness Guide karya Robin Sharma. Saya bagikan beberapa ide dari buku tersebut yang menjelaskan tentang peran penting sebagai orangtua yang baik.

Pertama, memberi teladan. Cara terbaik untuk memengaruhi anak-anak Anda adalah melakukan apa yang Anda katakan. Jalankan perilaku yang Anda ingin mereka lakukan. Jangan mengajarkan asyiknya membaca buku dan belajar, tetapi lalu pergi ke ruang keluarga dan menonon TV selama tiga jam. Mata-mata kecil itu memerhatikan segala sesuatu yang Anda lakukan.

Kedua, mengembangkan anak. Lihatlah diri Anda bukan hanya sebagai orangtua dari anak-anak Anda, melainkan juga sebagai ‘pengembang’ mereka. Penting sekali untuk mengembangkan pikiran, hati, dan jiwa mereka. Itulah tugas Anda. Perlihatkan kepada mereka mahakarya seni. Bawalah mereka ke restoran-restoran yang menarik. Perkenalkan kepada orang-orang yang menghasilkan ide-ide unik. Ayah John F. Kennedy sering mengundang orang-orang yang menarik untuk makan malam. Sambil menyantap makanan, anak-anak keluarga Kennedy akan belajar dari tamu tersebut, kemudian mengajukan berbagai pertanyaan kepada tamu itu untuk memperdalam pelajaran mereka. Langkah cerdas.

Ketiga, memberi inspirasi. Pemikiran hebat: orangtua mengajari anak-anak mereka bagaimana melihat dunia. Orangtua menunjukkan kepada anak-anak bagaimana dunia berputar. Jika Anda melihat dunia sebagai tempat yang terbatas, anak-anak kecil itu akan tumbuh dengan pandangan seperti itu. Cobalah untuk tidak mengajarkan ketakutan kepada anak. Perkenalkan anak pada apa yang mungkin dilakukan. Berilah inspirasi kepada mereka untuk menjadi orang-orang hebat yang akan memajukan dunia—dengan cara mereka sendiri. Jadilah orang yang selalu melihat kemungkinan.

Membaca buku tersebut membangkitkan semua ingatan saya tentang apa yang sudah saya lakukan sebagai orangtua. Terakhir, saya selalu membiasakan diri mengatakan empat hal kepada putri saya sebelum tidur. “Maafkan ayah karena belum bisa menjadi orangtua yang baik.” “Jangan pernah menyerah.” “Jadilah dirimu sendiri.” “Ingatlah betapa besar cinta dan sayang ayah padamu.” Mungkin putri saya bosan mendengar kata-kata ini. Tetapi sungguh, suatu saat nanti saat kami terpisah jauh, saya akan sangat senang mendapatkan kata-kata sederhana dari putri saya lewat sepucuk surat atau saat berbincang lewat telepon, “Terima kasih karena menjadi ayah seperti dirimu. Dan terima kasih atas empat kalimat yang kauucapkan setiap malam. Kalimat-kalimat itulah yang menjadikan kami menjalani kehidupan indah seperti sekarang ini.”

Read more...

Rian Ardiansyah: Belajar dan Disiplin, Kunci Hidup Sukses

Foto: Rian Ardiansyah/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Mulai mengenal pencak silat dari SD, Rian Ardiansyah yang akrab dipanggil Kang Rian tak mujur karena belum bisa belajar pencak silat dari pelatih pencak silat yang mengajar di sekolahnya. Saat mengenyam pendidikan di SMP, pencak silat masuk pelajaran Muatan Lokal (Mulok), momen itu menjadi awal Kang Rian makin senang dan mendalami ilmu pencak silat. Kang Rian mengakui mendapat banyak pelajaran dan manfaat saat belajar pencak silat. Selain berfaedah untuk kesehatan jasmani, keterampilan untuk melatih pengendalian diri serta mendapatkan banyak saudara baru adalah hal terpenting lain yang didapatkan saat belajar pencak silat.

Baca juga: 

Menjalani Kehidupan dengan Ilmu Suprarasional

Sinergi KPM dan Al Azhar Syifa Budi Cibinong Wujudkan Generasi Suprarasional

Pelatih pencak silat Klinik Pendidikan MIPA (KPM) yang juga aktif berorganisasi di Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia ini pun menyatakan bahwa ada banyak filosofi silat yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya filosofi dari moto Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia, “Lahir silat mencari teman, batin silat mencari Tuhan. Jaga tali jangan putus, jaga rasa jangan hilang. Musuh tidak dicari, bertemu dihindari, sekali dimulai titik mati baru berhenti.”

Foto: Rian Ardiansyah (kanan) bersama Arseneo Fawwaz (kiri), pelajar SDN Menteng 01 Jakarta yang berhasil meraih prestasi di event O2SN tingkat kecamatan Menteng, Jakarta Pusat.
Baca juga:
Bintang Terang Arseneo di Event O2SN
Rahasia Jadi Orang Besar

Kang Rian menyadari bahwa kunci sukses menjadi guru pencak silat terletak pada semangat belajar tiada henti. Keinginan Kang Rian yang amat kuat untuk memajukan dunia pencak silat ditunjukkan lewat kemauannya mempelajari banyak ilmu penunjang seperti ilmu komunikasi, ilmu psikologi, ilmu gizi, dan ilmu lainnya yang memudahkan dirinya menjalankan peran sebagai guru bagi murid-muridnya. “Disiplin melakukan hal-hal positif dalam hidup akan menjadi faktor pembeda yang akan menentukan kesuksesan hidup seseorang. Jadi, berdisiplinlah dalam hidup.” pungkas pemegang sabuk merah (Satria Taruna) menutup wawancara dengan tim Bogorplus.

Tim Media

Read more...

Bintang Terang Arseneo di Event O2SN

Foto: Arseneo Fawwaz Bevin Sanfa/Dok. KPM

Bogorplus.com-Jakarta - Arseneo Fawwaz Bevin Sanfa, salah satu siswa kelas khusus Klinik Pendidikan MIPA (KPM) berhasil meraih prestasi di event Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat kecamatan pada cabang olahraga pencak silat. Hebatnya, siswa SDN Menteng 01 Jakarta ini mampu menumbangkan jawara tahun lalu yang menjadi perwakilan kota Jakarta Pusat bersaing di O2SN tingkat Provinsi DKI Jakarta. O2SN merupakan sebuah event nasional untuk menemukan bibit-bibit baru Indonesia dalam bidang olahraga. Selain pencak silat, beberapa cabang olahraga lain yang diperlombakan di O2SN adalah atletik, renang, bola voli, bulu tangkis, karate, catur, dan tenis meja.

Arseneo menjelaskan bahwa keberhasilannya berkiprah di O2SN cabang pencak silat tak lepas dari kesungguhannya berlatih. Setiap sabtu, Arseneo berlatih bersama guru pencak silat, Kang Rian Ardiansyah (pelatih dari KPM) di SDIP Daarul Jannah Bogor.  Arseneo pun bersyukur mendapat dukungan total dari guru pencak silatnya. “Pak Rian selalu sabar membimbing, memotivasi, dan meluangkan waktu untuk melatih saya. Bahkan, saat jadwal lomba semakin dekat, beliau selalu memberikan jadwal tambahan untuk latihan.” ujar murid SDN Menteng 01 Jakarta ini. Karena kesabaran dan ketulusan para pelatih pencak silat di KPM membuat Arseneo senang belajar dan bisa mengukir prestasi.

Bagi Arseneo, prestasi ini merupakan awal dari perjuangan. Dia berharap bisa terus melanjutkan kiprahnya di event O2SN tingkat provinsi dan meraih hasil terbaik. Selain itu, Arseneo akan terus mengikuti berbagai event lomba pencak silat lainnya untuk mengukur pencapaian hasil belajar pencak silat yang selama ini dijalani di KPM. Teruslah mengukir prestasi, Arseneo!

Tim Media

Read more...

Rahasia Jadi Orang Besar

Foto: Presiden Direktur KPM, Ridwan Hasan Saputra/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Di mata karyawan Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Ridwan Hasan Saputra (RHS) bukan hanya sekadar sosok Presiden Direktur KPM, namun beliau menjadi sosok Bapak yang selalu dirindukan nasihat-nasihat kehidupannya oleh seluruh karyawan KPM. Sepak terjang beliau dalam kehidupan menjadi inspirasi bagi karyawan KPM, siswa KPM, orangtua siswa KPM, bahkan masyarakat luas, termasuk beberapa tokoh masyarakat yang sengaja ingin ‘berguru’ kepada RHS.   

Solusi NKRI menurut Ridwan Hasan Saputra (pesan disini)

RHS berkeyakinan bahwa semua orang bisa menjadi orang besar dengan karya-karya besar dan bermanfaat buat banyak orang. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan agar bisa menjadi orang besar? Ada beberapa ilmu kehidupan dari Pak Ridwan agar bisa jadi orang besar, di antaranya:                           

  1. Rajin belajar dengan cara meningkatkan kualitas cara berpikir sehingga kita menjadi orang yang kompeten dan ikhtiar meningkatkan kualifikasi pendidikan agar semangat kita menuntut ilmu tetap terjaga.
  2. Jaga loyalitas pada pemimpin kita.
  3. Tetaplah menjaga kejujuran dalam hidup.
  4. Kerja keras yang diiringi kerja cerdas dan keinginan untuk terus maju dan berkembang.
  5. Belajar dari filosofi orang sukses. Meskipun kita terlahir dari keluarga yang biasa, namun jika kita belajar dari kehidupan orang sukses, Insyaallah kita bisa mengangkat derajat keluarga kita dan membahagiakan orang tua.
  6. Jadilah orang yang bisa berpikir besar. Cirinya, solutif dalam mengatasi masalah. Tahu masalah dan tahu solusi terbaik apa yang harus dilakukan.
  7. Jika Anda seorang pemimpin di tempat Anda bekerja, jadilah pemimpin hebat dengan cara mengatasi masalah staf kita dan membantu menyelesaikan persoalan pemimpin di atas kita.
  8. Lakukan amalan khusus (ibadah kepada Allah SWT) yang bisa menambah tabungan jiwa.

Hanya ada satu cara untuk membuktikan kiat-kiat di atas, lakukan!

Tim Media

Read more...
ads by bogorplus.com
Kota Bogor Bottom