Riang Gembira!! Ratusan Santri Bermain Permainan Matematika Bela Negara
- Published in Topik Bogor +
Bogorplus.com-Kab.Bogor-Jawa Barat – Nuansa berbeda terlihat saat gelaran “Pesantren Matematika” yang digelar Klinik Pendidikan MIPA (KPM) di Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Kemang-Kab.Bogor. Ada 225 santri dan santriwati dari berbagai daerah menjajal Permainan Matematika Bela Negara (PMBN) di sela-sela kegiatan, Rabu (27/12/2017).
Acara yang dipandu Bapak Fachri & Bapak Ihsan membuat suasana semakin meriah dan penuh semangat. Pembekalan diawali dengan pemaparan tentang makna bela negara oleh Bapak Fachri selaku pelatih. Dalam paparannya beliau mengatakan, “Semangat bela negara di era reformasi ini dirasakan telah mengalami pergeseran di kalangan generasi muda. Kita melihat kondisi nyata bangsa saat ini, di mana terlihat indikasi adanya penurunan kesadaran akan arti pentingnya bela negara,” terangnya.
“Hal tersebut dapat dilihat dari contoh sederhana, seperti kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain dan tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri.”, jelasnya.
Selanjutnya, Pak Fachri menjelaskan bahwa jika mencermati fenomena Di atas, pemahamam terhadap urgensi bela negara menjadi suatu yang tidak bisa diabaikan demi kesatuan dan masa depan negara kesatuan Republik Indonesia. Hal ini telah termaktub dalam Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Kami berharap, dengan diperkenalkannya PMBN kepada santri “Pesantren Matematika”, maka akan menambah nilai kemanfaatan untuk bangsa,” tutupnya.
Setelah pemaparan, maka permainan pun dimulai selama 30 menit, terlihat ratusan pelajar yang telah dibuat kelompok (masing-masing 5 peserta), bermain penuh antusias. Diawali dengan hompipah/suten, selanjutnya permainan dimulai. Hal yang menarik dari permainan karena adanya pengenalan operasi hitung matematika dasar dalam strategi bermain, seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Selain pengenalan matematika dasar, di dalamya terdapat muatan pengenalan 4 pilar kebangsaan, seperti Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI serta disisipkan pengenalan sejarah perjuangan bangsa.
Setelah permainan berakhir, maka ditentukanlah pemenang dari setiap kelompok. Sorak-sorai pun turut mewarnai kegiatan sosialisasi bela negara ini. Tak ayal permainan tersebut membuat peserta senang karena bisa bermain sambil belajar. Tanggapan positif pun datang dari para santri. Salah satunya M. Anas Fathurrahman, “Pengalaman bermain PMBN cukup seru, menambah wawasan, pokoknya seru banget, apalagi ketika mendapatkan tantangan UUD 1945. Setelah bermain PMBN, saya semakin ingin belajar tentang wawasan kebangsaan. Selain itu, saya ingin menjadikan ilmu ini sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari sehingga saya dapat menjadi generasi penerus bangsa,” ungkap Anas (sapaan akrabnya).
Sumber: Fachri/KPM