Menu
RSS

February 2019

KPM Gelar Pembinaan UN Bayaran Seikhlasnya

Foto: Kelas Pembinaan UN/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat – Klinik Pendidikan MIPA (KPM) terus berkomitmen memberikan kontribusi untuk dunia pendidikan.  Salah satu ikhtiar yang dilakukan dengan mengadakan pembinaan Ujian Nasional (UN) bagi para siswa KPM dengan bayaran seikhlasnya (sesuai kemampuan).

Ghina Fikriani Rahman selaku tim pendidikan menjelaskan program pembinaan UN telah dimulai sejak bulan September di Tahun Ajaran 2018/2019. “InsyaAllah pembinaan akan kita laksanakan selama 8 pertemuan. Selain proses pembekalan, peserta juga dibekali dengan tes uji coba (try out) yang akan kita berikan pada pertengahan dan akhir pertemuan,” ujarnya.

Guru Bahasa Inggris KPM, Fitri Umi Hamsyah mendukung penuh program ini. “Pembinaan ini bagian dari upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya  dalam mempersiapkan UN yang akan segera digelar pada bulan April dan Mei 2019,” kata Fitri.

Guru yang telah mengabdi selama 6 tahun di KPM ini berpesan agar para siswa terus meningkatkan semangat belajar, latihan, dan mendekatkan diri kepada Sang Pemilik Ilmu, Allah Swt agar pada pelaksanannya diberikan kelancaran serta hasil terbaik.

Tim Media 

Read more...

Pendidikan Budi Pekerti

Sumber foto ilustrasi: www.freepik.com

Pendidikan budi pekerti menjadi persoalan serius kita. Karena dikucilkan puluhan tahun, kini melacaknya bagai mencari jarum di tumpukan jerami.  Sebagai suatu materi pendidikan, pendidikan budi pekerti timbul tenggelam dalam kurikulum pendidikan nasional di Indonesia. Tanda kita tak serius membentuk manusia Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia.

Bicara pendidikan, intinya budi pekerti. Karena budi pekerti dianggap sepele, kita sekadar mengajarkan ilmu tentang budi pekerti. Bukan mendidik budi pekerti. Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, belajar adalah proses jiwa yang bertujuan untuk membentuk akhlak yang mulia. Jiwa yang baik menghasilkan akhlakul karimah, sedangkan jiwa yang buruk menghasilkan akhlak mazhmumah. Maka, tugas sejati pendidikan adalah mendidik jiwa (qalbu) anak dengan siraman iman. 

Rasulullah SAW bersabda: "Ketahuilah, bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, akan baik pula (amal dan perilaku) semua jasadnya. Dan, apabila segumpal daging itu buruk, akan buruk pula (amal dan perilaku) semua jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu namanya Qalbu." (HR. Muslim)

Ketika anak sudah berani membantah nasihat orang tua, berkata-kata kasar dan menyakiti perasaan orang tua, apakah ada pendidikan budi pekerti di rumah? Mengapa pula ada orang tua yang resah karena anaknya tidak juara kelas, tetapi tak resah ketika anaknya berani meninggalkan shalat? Setali tiga uang dengan yang terjadi di sekolah. Banyak orang terpelajar, tapi tak terdidik. Terpelajar bicara kecerdasan, terdidik bicara budi pekerti. Gelarnya tinggi, tapi perilakunya membuat masyarakat prihatin. Inilah akibat jika manusia hanya dilatih kecerdasannya saja tanpa dididik budi pekertinya. Beruntunglah keluarga dan sekolah yang istiqamah mendidik dan menyucikan jiwa anak-anak sehingga menjadi manusia berbudi pekerti luhur (QS asy-Syams: 9 – 10). 

Orang tua dan guru hendaknya setia membimbing anak kepada akhlak mulia. Diriwayatkan dari Anas RA yang telah menceritakan, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepadanya: "Wahai anakku, jika engkau mampu membersihkan hatimu dari kecurangan terhadap seseorang, baik pagi hari maupun petang hari, maka lakukanlah!" Selanjutnya, beliau melanjutkan: "Wahai anakku, yang demikian itu termasuk tuntunanku. Barang siapa yang menghidupkan tuntunanku, berarti ia mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku, niscaya akan bersamaku di dalam surga." (HR Tirmidzi).

Idealnya, mendidik budi pekerti pada diri anak-anak dilakukan sejak dini. Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddîn, menjelaskan beberapa cara untuk mendidik budi pekerti anak-anak, "... Hendaknya dia dilarang memulai pembicaraan dan dibiasakan untuk tidak berbicara selain untuk menjawab sesuai dengan kadar pertanyaan. Hendaklah dia dibiasakan untuk mendengar dengan baik jika orang lain yang lebih besar daripadanya berbicara, berdiri menghormat orang yang lebih atas daripadanya, meluaskan tempat duduk baginya, duduk di hadapannya dengan sopan, tidak mengeluarkan kata-kata yang tidak ada gunanya dan kata-kata yang kotor, tidak mengeluarkan kutukan dan makian, serta tidak bergaul dengan orang yang mulutnya biasa mengeluarkan sesuatu dari kata-kata tersebut. Demikian, itu karena sesungguhnya hal itu pasti karena terpengaruh dari teman-teman yang buruk, padahal pokok pendidikan bagi anak-anak adalah menghindarkannya dari teman-teman yang jahat." (Abdur Rahman, 135)

Sebagai orang tua dan guru, didiklah diri sendiri sebelum kita mendidik anak-anak. Karena tanpa keteladanan, pendidikan budi pekerti tak akan pernah bisa melahirkan generasi cerdas dan berakhlak mulia. Mendidik budi pekerti bukan berwacana. Dengan niat dan ikhtiar mendidik karena mengharap ridha Allah SWT, alangkah lebih baiknya jika disempurnakan dengan doa yang kerap dipanjatkan Rasulullah SAW supaya kita senantiasa diberi kemuliaan akhlak: "Ya Allah, tunjukkanlah aku kepada akhlak yang paling baik, karena tiada seorang pun yang mampu menunjukkan hal ini kecuali Engkau. Ya Allah, jauhkanlah aku dari akhlak yang buruk, karena tidak ada yang dapat menjauhkan hal itu kecuali Engkau." (HR Ahmad).

 

Wallahu a'lam bishawab.

(Tulisan pernah dimuat di Hikmah Republika edisi 27 Januari 2017)

Read more...

Cita dan Harapan Belajar di KMS Averroes Rabbani

Foto: KBM di Yayasan Averroes Bekasi/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bekasi, Jawa Barat - 'Akal Cerdas, Hati Bercahaya, Akhlak Mulia' bersama Klub Matematika Seikhlasnya (KMS) Averroes Rabbani, tulisan besar terpampang di dekat meja registrasi itu menarik perhatian. Mulai 02 Februari 2019, KMS Averroes Rabbani menyelenggarakan pembelajaran perdana. Setiap Sabtu (15.30 - 17.00), Aula Sholat Center Indonesia, Jl. Kemang Sari IV, No. 5, Jati Bening Baru, Pondok Gede, Bekasi selalu disesaki siswa dan orangtua yang mengantar dan mendampingi putra-putrinya belajar matematika.

Ibunya Rafif (Kelas 5 SD) dan Zahra (Kelas 1 SD)  bercerita tentang kisah awal mengikuti program KMS. "Saya dapat informasi dari pesan WA teman, pendiri lembaga ini (Klinik Pendidikan MIPA) adalah pelatih olimpiade. Saya sangat tertarik untuk ikut program ini. Belajar Matematika Nalaria Realistik juga relatif lebih mudah dipahami oleh anak-anak saya."

Ibu dari Arini Aula Maulida (Kelas 1 SD) juga mengungkapkan rasa senang dan harapannya untuk putrinya yang belajar di KMS Averroes Rabbani. "Belajar Matematika Nalaria Realistik ini bagus sekali, terutama fokus untuk mengasah nalar. Semoga kemampuan ini bisa berguna untuk masa depan anak saya. Di sini juga dibiasakan membaca Al Qur'an sebelum belajar, membaca Asmaul Husna, dan ada penanaman akhlak."

Tim Media

Read more...

Sekolah Integral Hidayatullah Balikpapan Sosialisasikan Klub Matematika Seikhlasnya

Foto: Sosialisasi KMS di Sekolah Integral Hidayatullah Balikpapan/Dok. SMP Integral Hidayatullah Balikpapan

Bogorplus.com-Balikpapan-Kalimantan Timur - Usai mengutus salah satu gurunya mengikuti pelatihan Matematika berbasis HOTS dengan metode Matematika Nalaria Realistik Januari 2019 lalu, Sekolah Integral Hidayatullah Balikpapan berkomitmen untuk menerapkan ilmu pasca pelatihan dengan membuka Klub Matematika Seikhlasnya (KMS).

Pada tahap awal pembukaan KMS, pihak sekolah mengundang orangtua dan menyampaikan informasi detail dan lengkap tentang konsep dan praktik KMS. Muhammad Fathan, S. Pd saat dikonfirmasi tim Bogorplus menjelaskan bahwa tujuan pembukaan KMS adalah untuk menerapkan sistem seikhlasnya dan pembelajaran matematika dengan pendekatan Matematika Nalaria Realistik. "Kami ingin anak-anak bisa belajar matematika dengan menggunakan Matematika Nalaria Realistik. Ilmu dan pengalaman saat pelatihan di Bogor sangat mengesankan dan bermanfaat. Alhamdulillah, pihak lembaga menindaklanjuti kegiatan pasca pelatihan dengan membuka KMS." ungkap pria yang kerap disapa Ustaz Fathan ini.

Guru matematika yang mendapat amanah sebagai penanggung jawab umum program KMS di lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah 'Luqman Al Hakim Balikpapan' ini menuturkan bahwa lembaga memiliki harapan besar agar KMS ini bisa terselenggara dengan baik. "Kami berharap bisa turut menyebarkan sistem seikhlasnya yang digagas Klinik Pendidikan MIPA (KPM). Kami pun ingin mendidik anak-anak memiliki sikap peduli dan gemar bersedekah."

Beliau pun berharap dengan melaksanakan KMS, pemahaman matematika anak-anak bisa semakin baik bahkan bisa berpartisipasi dalam lomba-lomba matematika nasional dan internasional.

Tim Media

Read more...

Pelatih Olimpiade Matematika Terkesan dengan Pendidikan Berbasis Akhlak KPM

Dr. Al Azhary Masta, M.Si/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat - Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kedatangan tamu istimewa. Dr. Al Azhary Masta, M. Si., pelatih olimpiade matematika ini berkesempatan untuk hadir dan berbagi ilmu bersama para guru dan para siswa KPM pada tanggal 16 - 17 Februari 2019 di Bogor.

Dalam salah satu kesempatan wawancara dengan tim Bogorplus, beliau mengungkapkan kesan mendalam yang dirasakannya saat berinteraksi dengan kehidupan di KPM. "Knowledge is power, but character is more. Memang pengetahuan itu sesuatu yang bagus, tapi akhlak jauh lebih baik. Adab anak-anak KPM sangat bagus sekali. Saya sangat senang dan terkesan sekali." Pria kelahiran Sungai Liat ini pun menilai cara pengajaran KPM yang menyeimbangkan antara penguasaan ilmu matematika dan pembiasaan akhlak merupakan kekhasan yang harus terus dilakukan.

Beliau juga berpesan kepada KPM untuk terus konsisten mempertahankan konsep pendidikan berbasis akhlak. "Bangsa kita memiliki banyak orang - orang cerdas, tapi kita sangat krisis orang-orang yang beretika bagus. Semoga generasi muda yang dididik dengan cara seperti KPM ini kelak akan menjadi pemimpin-pemimpin yang berwawasan bagus dan beradab." urai dosen matematika Universitas Pendidikan Indonesia ini.

Tim Media 

Read more...

Izzati Maharani Yusmananda: "Saya Belajar Sabar dari Pencak Silat"

Izzati Maharani Yusmananda/Dok. KPM

Izzati Maharani Yusmananda, siswi SDI Al Azhar 17 Bintaro ini kecil - kecil cabe rawit. Siswi yang sekarang duduk di kelas 6 SD ini pernah meraih medali perak di ajang kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship (JKTC) 2018. Izzati yang tercatat sebagai siswa kelas khusus ini sangat rajin belajar pencak silat yang menjadi salah satu program belajar di Klinik Pendidikan MIPA.

Izzati menceritakan bahwa dirinya sangat senang bisa belajar jurus - jurus silat dari gurunya. Yang luar biasa, Izzati pun mengaku bisa belajar dan melatih kesabaran saat berlatih pencak silat. "Kita bisa melatih kesabaran karena di setiap jurus harus berhenti sebentar di saat yang tidak enak." urai Izzati. Doa kita semua, semoga Izzati tetap bisa makin berprestasi karena buah kesabarannya untuk belajar dan menghormati guru-guru pencak silatnya. Bravo, Izzati!

Tim Media

Read more...

KPM Lestarikan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Bangsa

 Foto: Siswa kelas khusus berlatih pencak silat/Dok. KPM

Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri yang lahir dari bumi pertiwi. Sebagai bagian dari elemen bangsa, Klinik Pendidikan MIPA (KPM) memiliki cara untuk mengenalkan pencak silat kepada generasi penerus bangsa.

Selain untuk melestarikan budaya bangsa, anak-anak juga bisa dilatih agar memiliki prestasi di bidang pencak silat. Hal ini terungkap saat tim Bogorplus berdiskusi dengan Rian Adriansyah, pelatih pencak silat KPM. Beliau menuturkan, "KPM mewajibkan program pencak silat untuk diikuti anak-anak kelas khusus. Tujuannya, anak-anak bisa lebih sehat secara fisik karena aspek motoriknya diberdayakan. Bahkan, jika anak-anak berlatih dengan sungguh-sungguh, ada beberapa anak kelas khusus bisa meraih prestasi pada kejuaraan pencak silat." ujar Kang Rian.

Foto: Latihan pencak silat dilakukan setiap hari Sabtu, bersamaan dengan pembelajaran KPM/Dok. KPM

Salah satu peserta program pencak silat KPM, M. Thariq Makarim menyampaikan bahwa dirinya bisa berolah raga lewat aktivitas pencak silat. Hal yang diakuinya sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya. "Saya juga berharap, pencak silat ini akan tetap ada dan lestari di Indonesia." tegas Thariq menutup wawancara.

Tim Media

Read more...

Math In House Training (MIHT) Tinggalkan Kenangan Indah bagi Peserta

Peserta MIHT batch kedua level SMP/Dok. KPM 

Gelaran Math In House Training (MIHT) telah usai. Perpisahan di antara sesama peserta  pun tak bisa dihindari. Ada kenangan indah yang tertinggal selepas acara penutupan MIHT selesai dilakukan.

Khalfani Shaquille Indrajaya, siswa kelas 8 dari SMPN 41 Jakarta Selatan ini mengisahkan suasana seru yang dirasakan saat mengikuti kegiatan MIHT. "Seru! Saya senang ikut kegiatan ini karena jadi semakin bertambah ilmu dan makin banyak teman." urai Khalfani.

Rasa girang luar biasa diungkapkan M. Ghifari Nugraha. Siswa SMP Yasporbi 2 Jakarta ini menuturkan bahwa suasana MIHT sangat menyenangkan karena  kamar tidurnya nyaman, makanannya enak, toilet bersih," ujar siswa kelas 7 SMP ini.

Nabila Khoirunnisa mengamini penuturan Ghifari. Menurut Nisa, fasilitas tidurnya nyaman, makanannya enak, teman-teman dan guru pengajarnya baik-baik. "Setelah mengikuti MIHT, saya makin mantap memahami teori-teori matematika yang disajikan para pengajar." ungkap siswa SMPN 2 Depok ini.

Tim Media

Read more...

Pelajar KPM Antusias Terlibat Praktikum IPA

Foto: Belajar morfologi dan anatomi hewan/Dok. KPM

Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat – Kelas Khusus IPA Klinik Pendidikan MIPA (KPM) kembali digelar, Sabtu (16/02). Pemandangan berbeda tampak terlihat di kelas 5 SD saat sesi belajar praktikum tentang tema zoologi.

“Zoologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, dan  evolusi hewan. Aktivitas kali ini, siswa mengamati struktur morfologi dan anatomi ikan emas,” kata Ina Ana Khoeriah, saat diwawancara tim Bogorplus.com.

Ina berharap praktikum ini memberikan variasi dalam proses pembelajaran, sehingga proses belajar tidak membosankan bagi para siswa.

Foto: Serunya bedah ikan di praktikum IPA kelas khusus KPM/Dok. KPM

Beliau juga berharap anak-anak semakin termotivasi untuk menjadi seorang ilmuwan yang selalu menemukan inovasi terbaru sekaligus memberikan manfaat untuk umat.

Arsa Rafi Hidayat mengaku senang saat mengikuti kelas praktikum bersama tim KPM. “Alhamdulillah, saya bersyukur karena dapat mengetahui struktur organ ikan emas dan praktikum ini sangat bermanfaat sekali untuk menambah pengetahuan,” pungkas Arsa.

Tim Media

Read more...

Motivasi Kunci Sukses Belajar Matematika

Foto: 14 Pelajar SMP ikuti Math In House Training di Padepokan Amir Syahrudin, KPM/Dok. KPM

BogorDisela-sela aktivitas mengajar di agenda Math In House Training (MIHT), Priyo Handoko berbagi cerita tentang rahasia sukses belajar matematika.

Guru yang sudah mengajar di Klinik Pendidikan MIPA (KPM) sejak tahun 2013 ini menilai bahwa anak-anak yang belajar di MIHT adalah anak-anak yang punya kesadaran sendiri untuk belajar matematika. "Karena kesadaran belajar tinggi, motivasi belajar anak pun relatif tinggi." ungkap guru di SMP Al Muttaqien, Bogor.

Beliau juga menuturkan bahwa motivasi menjadi faktor penting dalam meraih keberhasilan belajar matematika. Motivasi yang muncul dari internal diri setiap anak akan membuat mereka suka matematika. Jika sudah suka, mereka akan berusaha dan bersemangat belajar matematika. Saat semangat itu sudah ada, mereka akan terus mencari dan belajar matematika dengan mencoba tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Tim Media

Read more...