SOLUSI JILBAB DI PENDIDIKAN INDONESIA
Sepulang saya melatih di sebuah SMA berbasis Islam beberapa tahun lalu, saya melihat pemandangan yang tidak biasa. Beberapa siswi yang pulang, ternyata melepas jilbabnya setelah beberapa langkah keluar dari sekolah. Para siswi tersebut bergabung dengan teman-temannya yang masih berseragam sekolah yang sepertinya juga telah melepas jilbabnya. Mereka nongkrong bersama di warung dekat sekolah dan ada beberapa di antara para siswi tersebut sedang sibuk menghisap rokok. Di sekolah tersebut tidak terdengar ada protes dari para siswinya mengenai kewajiban memakai jilbab. Sebab, sekolah itu berbasis Islam, sehingga memakai jilbab merupakan kewajiban. Hanya sayangnya penggunaan jilbab bagi beberapa orang siswi di sekolah itu, sepertinya hanya sebuah seremoni saja, sebab setelah keluar dari sekolah mereka melakukan hal yang kurang pantas.
Cerita tentang jilbab ini saya angkat karena jilbab saat ini menjadi polemik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ada beberapa kasus di beberapa sekolah negeri, di mana ada siswi muslim yang dipaksa untuk memakai jilbab. Kasus pemaksaan penggunaan jilbab kepada siswi muslim ini merupakan fenomena menarik. Sebab biasanya polemik yang terjadi adalah siswi muslim dilarang menggunakan jilbab di sekolah atau siswi non muslim dipaksa untuk memakai jilbab di sekolah.
Pembahasan masalah jilbab ini harus menggunakan akal yang cerdas serta hati yang cerdas, jika kita ingin membuat solusi yang tepat untuk pendidikan di Indonesia. Saya mencoba memberi solusi masalah jilbab di dunia pendidikan baik di sekolah negeri, sekolah swasta nasional, sekolah berbasis Islam, dan sekolah berbasis agama non Islam. Dalam dunia pendidikan, kita harus mengingatkan dan menyadarkan kembali pada semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila. Semoga kesadaran ini membuat guru, pegawai administrasi, kepala sekolah, murid, orang tua murid, pihak yayasan, dan para pejabat di bidang pendidikan bisa lebih baik dalam berpikir dan bertindak jika ada masalah yang terkait dengan jilbab.
Saya mempunyai saran untuk masalah jilbab di dunia pendidikan. Di sekolah negeri dan sekolah swasta nasional sebaiknya tidak ada pemaksaan dalam menggunakan jilbab bagi siswi muslim dan tidak boleh ada pelarangan bagi siswi muslim untuk memakai jilbab. Hal yang harus dilakukan di sekolah negeri dan sekolah swasta nasional adalah pembinaan rutin kepada seluruh murid untuk mempunyai adab dan akhlak yang baik serta taat beribadah sesuai dengan aturan agamanya masing-masing. Semoga dengan pembinaan yang rutin akan timbul kesadaran dalam diri siswi muslim yang belum berjilbab untuk memakai jilbab.
Bagi sekolah berbasis agama Islam, maka sekolah tersebut berhak untuk mewajibkan atau memaksakan penggunaan jilbab di sekolahnya. Sebab, sekolah Islam berkepentingan menjadikan murid-muridnya taat aturan agama Islam. Jika ada siswi non muslim yang bersekolah di sekolah Islam, maka siswi non muslim tersebut harus siap menerima konsekuensi jika terkena aturan wajib memakai jilbab ketika bersekolah. Siswi tersebut termasuk kategori beruntung apabila sekolah Islam tersebut mau bertoleransi dengan mempersilakan siswi non muslim tidak memakai jilbab ketika bersekolah.
Bagi sekolah berbasis agama non Islam, maka pihak sekolah berhak untuk membuat aturan melarang para siswinya memakai jilbab di sekolahnya sebagai wujud ciri sekolah non Islam. Jika ada siswi muslim bersekolah di sekolah non Islam maka harus siap dengan konsekuensi aturan tersebut. Siswi muslim tersebut beruntung jika sekolah non Islam tersebut mempersilakan siswi muslim tersebut memakai jilbab. Solusi masalah jilbab di sekolah bisa diterapkan menjadi solusi jika ada masalah jilbab di perguruan tinggi dan di dunia kerja.
Memakai jilbab bagi seorang muslimah memang penting, tetapi ada yang tidak kalah penting daripada memakai jilbab. Berkaca pada tulisan saya di paragraf awal, seorang muslimah harus mempunyai adab dan akhlak yang baik seperti bertutur kata yang sopan kepada siapa saja. Seorang muslimah pun harus mempunyai hati yang cerdas untuk menghindari sifat sombong, iri, dengki, suka gibah, berprasangka buruk, dll. Seorang Muslimah pun harus pandai membaca Al-Qur’an. Jangan sampai jilbab dikenakan tetapi adab dan akhlak serta hatinya tidak mencerminkan sebagai seorang muslimah yang baik.
Bagi para pendidik, dalam hal ini para guru dan para ustaz, mari jadikan polemik masalah jilbab ini menjadi renungan. Tampilan fisik yang baik memang penting, tetapi mempunyai adab dan akhlak yang baik, otak yang cerdas, dan hati yang cerdas tidak kalah penting. Membentuk adab dan akhlak yang baik, otak yang cerdas, dan hati yang cerdas merupakan pekerjaan yang berat dan butuh waktu yang lama. Oleh karena itu, lebih baik fokus lah pada tiga hal itu terlebih dahulu, supaya ketika ada kesadaran seorang muslimah memakai jilbab, maka akan menjadi muslimah yang membanggakan.
Bogor, 8 Agustus 2022
Bang Read1