Menu
RSS
Banner Top Pendidikan

PERTOLONGAN DARI ORANG TAK TERDUGA

Sekitar sembilan tahun lalu, saya mempunyai impian untuk membuka cabang KPM di Jakarta. Impian ini dianggap mustahil oleh banyak orang, karena KPM dengan bayaran seikhlasnya tidak mungkin punya dana yang cukup untuk sewa ruko di Jakarta, di mana biaya menyewa ruko di Jakarta pasti mahal. Kemudian belum adanya kepastian jumlah pelajar Jakarta yang berminat untuk belajar di KPM. Selain itu belum tumbuh kesadaran dari warga Jakarta kalau seikhlasnya itu bukan gratis atau sekecil-kecilnya, sehingga jika KPM memaksakan diri untuk membuka cabang di Jakarta maka peluang rugi besar sudah ada di depan mata.

Walaupun banyak faktor yang tidak mendukung, tetapi hati saya selalu memohon pertolongan Allah dan bertekad untuk tetap membuka cabang di Jakarta. Ternyata niat baik dan tekad yang kuat untuk membuka cabang di Jakarta, menyebabkan datangnya pertolongan Allah. Jalannya untuk datang pertolongan Allah sepertinya karena pada waktu itu saya sempat  diwawancara oleh salah satu stasiun TV swasta mengenai les bayaran seikhlasnya yang sudah  saya lakukan. Setelah acara tersebut tayang di TV,  ternyata ada orang yang menonton acara tersebut dan tertarik untuk mendukung program yang saya buat. Kemudian orang tersebut menghubungi staf saya dan mengajak bertemu di Jakarta. Di pertemuan itu ternyata orang tersebut menawarkan peminjaman ruko secara gratis untuk dijadikan kantor cabang KPM di Jakarta selama 5 tahun dan akan dilanjutkan kembali kalau orang tersebut merasa cocok. Terus terang itu kabar yang sangat menggembirakan, sebab hal itu menjadi solusi utama dalam membuka kantor cabang KPM di Jakarta.

Hal yang sangat menarik bagi saya adalah ternyata orang tersebut adalah orang keturunan India dan beragama Hindu. Sementara di KPM sendiri banyak murid-muridnya beragama Islam dan saya sangat menekankan murid-murid KPM untuk rajin beribadah. Orang tersebut tidak mempermasalahkan ketika di lembaga saya dibuat banyak aktivitas yang bernuansa Islam. Di sini saya sangat menyadari bahwa banyak orang baik di luar sana yang mau membantu tanpa memikirkan suku, bangsa, agama, dan ras. Saya merasa peminjaman ruko gratis ini adalah balasan dari Allah atas apa yang telah saya lakukan selama ini di KPM. Sebab saya buat aturan siapa saja bisa belajar di KPM, tanpa dibatasi oleh agama, suku bangsa, latar belakang ekonomi dan sosial. Sikap ini yang saya rasa menyebabkan Allah mengirimkan orang dari mana saja untuk membantu KPM.

Ada pesan yang ingin saya sampaikan berdasarkan kisah yang berhubungan dengan cabang Jakarta dan sosok keturunan India yang beragama Hindu. Pesan saya pada generasi muda adalah rencanakan cita-cita yang sulit dicapai dan raihlah cita-cita itu dengan niat yang baik, tekad yang kuat serta memohon pertolongan Allah. Kemudian jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang banyak tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, agama, ras serta latar belakang ekonomi dan sosial. Sebab kita pun tidak tahu siapa manusia yang akan menolong kita saat mendapat kesulitan suatu saat nanti. Pesan terakhir adalah kita harus punya hati yang lapang untuk menerima, baik perbedaan sikap maupun perbedaan pendapat agar perdamaian dan sinergi sesama anak bangsa bisa terwujud.

Kisah mendapatkan ruko di Jakarta ini, saya ceritakan karena di bulan September 2022 peminjaman berakhir. Di pertengahan Agustus 2022 ini, saya dan tim KPM cabang Jakarta telah memberikan bingkisan dan tanda terima kasih kepada beliau yang telah meminjamkan ruko secara gratis selama 8 tahun kepada KPM. Wujud lengkap ruko itu adalah satu ruko yang terdiri dari 4 lantai ditambah setengah ruko yang terdiri dari 2 lantai di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Ruko itu telah menjadi saksi bisu bahwa pernah ada lebih dari seribu anak setiap tahunnya yang belajar dengan bayaran seikhlasnya di tempat tersebut. Anak-anak tersebut sangat merasakan manfaat belajar di KPM dengan bayaran seikhlasnya. Banyak di antara mereka yang bisa melanjutkan ke sekolah favorit dan perguruan tinggi favorit serta tidak jarang di antara mereka yang mendapat beasiswa.

Alhamdulillah KPM cabang Jakarta masih tetap ada di Rawamangun walaupun di tempat yang berbeda. Kantor KPM Cabang Jakarta saat ini ada di Jalan Pinang Raya 1A Rawamangun, Jakarta Timur dan berikut narahubung yang bisa dihubungi 081212719511.

Semoga kisah ini bermanfaat dan menginspirasi.

Bogor, 29 Agustus 2022

Bang Read1

 

Read more...

SOLUSI JILBAB DI PENDIDIKAN INDONESIA

Sepulang saya melatih di sebuah SMA berbasis Islam beberapa tahun lalu, saya melihat pemandangan yang tidak biasa. Beberapa siswi yang pulang, ternyata melepas jilbabnya setelah beberapa langkah keluar dari sekolah. Para siswi tersebut bergabung dengan teman-temannya yang masih berseragam sekolah yang sepertinya juga telah melepas jilbabnya. Mereka nongkrong bersama di warung dekat sekolah dan ada beberapa di antara para siswi tersebut sedang sibuk menghisap rokok. Di sekolah tersebut tidak terdengar ada protes dari para siswinya mengenai kewajiban memakai jilbab. Sebab, sekolah itu berbasis Islam, sehingga memakai jilbab merupakan kewajiban. Hanya sayangnya penggunaan jilbab bagi beberapa orang siswi di sekolah itu, sepertinya hanya sebuah seremoni saja, sebab setelah keluar dari sekolah mereka melakukan hal yang kurang pantas.

Cerita tentang jilbab ini saya angkat karena jilbab saat ini menjadi polemik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Ada beberapa kasus di beberapa sekolah negeri, di mana ada siswi muslim yang dipaksa untuk memakai jilbab. Kasus pemaksaan penggunaan jilbab kepada siswi muslim ini merupakan fenomena menarik. Sebab biasanya polemik yang terjadi adalah siswi muslim dilarang menggunakan jilbab di sekolah atau siswi non muslim dipaksa untuk memakai jilbab di sekolah.

Pembahasan masalah jilbab ini harus menggunakan akal yang cerdas serta hati yang cerdas, jika kita ingin membuat solusi yang tepat untuk pendidikan di Indonesia. Saya mencoba memberi solusi masalah jilbab di dunia pendidikan baik di sekolah negeri, sekolah swasta nasional, sekolah berbasis Islam, dan sekolah berbasis agama non Islam. Dalam dunia pendidikan, kita harus mengingatkan dan menyadarkan kembali pada semua orang yang berkecimpung di dunia pendidikan bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila.  Semoga kesadaran ini membuat guru, pegawai administrasi, kepala sekolah, murid, orang tua murid, pihak yayasan, dan para pejabat di bidang pendidikan bisa lebih baik dalam berpikir dan bertindak jika ada masalah yang terkait dengan jilbab.

Saya mempunyai saran untuk masalah jilbab di dunia pendidikan. Di sekolah negeri dan sekolah swasta nasional sebaiknya tidak ada pemaksaan dalam menggunakan jilbab bagi siswi muslim dan tidak boleh ada pelarangan bagi siswi muslim untuk memakai jilbab. Hal yang harus dilakukan di sekolah negeri dan sekolah swasta nasional adalah pembinaan rutin kepada seluruh murid untuk mempunyai adab dan akhlak yang baik serta taat beribadah sesuai dengan aturan agamanya masing-masing. Semoga dengan pembinaan yang rutin akan timbul kesadaran dalam diri siswi muslim yang belum berjilbab untuk memakai jilbab. 

Bagi sekolah berbasis agama Islam, maka sekolah tersebut berhak untuk mewajibkan atau memaksakan penggunaan jilbab di sekolahnya. Sebab, sekolah Islam berkepentingan menjadikan murid-muridnya taat aturan agama Islam. Jika ada siswi non muslim yang bersekolah di sekolah Islam, maka siswi non muslim tersebut harus siap menerima konsekuensi jika terkena aturan wajib memakai jilbab ketika bersekolah. Siswi tersebut termasuk kategori beruntung apabila sekolah Islam tersebut mau bertoleransi dengan mempersilakan siswi non muslim tidak memakai jilbab ketika bersekolah.

Bagi sekolah berbasis agama non Islam, maka pihak sekolah berhak untuk membuat aturan melarang para siswinya memakai jilbab di sekolahnya sebagai wujud ciri sekolah non Islam. Jika ada siswi muslim bersekolah di sekolah non Islam maka harus siap dengan konsekuensi aturan tersebut. Siswi muslim tersebut beruntung jika sekolah non Islam tersebut mempersilakan siswi muslim tersebut memakai jilbab. Solusi masalah jilbab di sekolah bisa diterapkan menjadi solusi jika ada masalah jilbab di perguruan tinggi dan di dunia kerja.

Memakai jilbab bagi seorang muslimah memang penting, tetapi ada yang tidak kalah  penting daripada memakai jilbab. Berkaca pada tulisan saya di paragraf awal, seorang muslimah harus mempunyai adab dan akhlak yang baik seperti bertutur kata yang sopan kepada siapa saja. Seorang muslimah pun harus mempunyai hati yang cerdas untuk menghindari sifat sombong, iri, dengki, suka gibah, berprasangka buruk, dll. Seorang Muslimah pun harus pandai membaca Al-Qur’an. Jangan sampai jilbab dikenakan tetapi adab dan akhlak serta hatinya tidak mencerminkan sebagai seorang muslimah yang baik.

Bagi para pendidik, dalam hal ini para guru dan para ustaz, mari jadikan polemik masalah jilbab ini menjadi renungan. Tampilan fisik yang baik memang penting, tetapi mempunyai adab dan akhlak yang baik, otak yang cerdas, dan hati yang cerdas tidak kalah penting. Membentuk adab dan akhlak yang baik, otak yang cerdas, dan hati yang cerdas merupakan pekerjaan yang berat dan butuh waktu yang lama. Oleh karena itu, lebih baik fokus lah pada tiga hal itu terlebih dahulu, supaya ketika ada kesadaran seorang muslimah memakai jilbab, maka akan menjadi muslimah yang membanggakan.

 

Bogor, 8 Agustus 2022

Bang Read1

Read more...

DUA ALUMNI KPM BERTEMU DI GEDUNG PUTIH

Di akhir Juli 2022, saya mendapat kiriman foto melalui pesan WhatsApp (wa). Isi pesan tersebut berupa dua orang alumni KPM yang sedang foto bersama di depan Gedung Putih (The White House) yang merupakan Istana Kepresidenan Presiden Amerika Serikat. Gedung ini terletak di Pennsylvania Avenue di ibu kota federal Washington DC. Kedua Alumni tersebut adalah Agasha Kareef Ratam (Agasha) berkaus putih yang merupakan alumni Yale University yang sekarang bekerja di Amerika dan Sultan Rizki Hikmawan Madjid (Sultan) seorang alumni KPM yang berstatus mahasiswa S2 dari Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST).

Pertemuan ini terjadi karena Sultan sedang menghadiri sebuah konferensi yaitu International Conference Mechanic Learning (ICML) di Baltimore. Kedua alumni ini, dulu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan KPM, seperti lomba Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR) yang kini bernama KMS dan mengikuti berbagai kompetisi matematika internasional baik di dalam maupun luar negeri, seperti International Mathematics and Science Olympiad (IMSO), International Mathematics Competition (IMC), International Mathematics Contest Singapore (IMCS), Asia International Teenager Mathematics Olympiad (AITMO), dan Junior Balkan Mathematics Olympiad (JBMO).

Hal yang unik, kedua alumni ini pernah saya dampingi ketika mengikuti Junior Summer Math Camp di Texas State University Amerika. Pertemuan kedua alumni ini mengingatkan saya tentang kisah belasan tahun lalu, saat anak-anak belajar Matematika di rumah saya yang berlokasi di Laladon. Kedua alumni ini masih merasakan belajar lesehan (beralaskan karpet) di meja kayu yang saya siapkan, kemudian belajar di sekolah At-Taufiq hingga tempat belajar pun berpindah ke sekolah Daarul Jannah.

Pada saat itu, siswa-siswa KPM tidak hanya belajar Matematika, namun juga mendapat nasihat-nasihat, makan bersama, bermain bola, menginap bersama untuk persiapan lomba, dan berbagai aktivitas lainnya. Kegiatan-kegiatan ini membuat kedua anak pintar ini yang awalnya tidak saling mengenal kemudian menjadi akrab.

Beda sekolah dan beda latar belakang, tetapi bisa menjadi teman baik karena pernah merasakan suasana yang sama di KPM. Tidak hanya kedua anak ini, masih banyak alumni-alumni KPM yang tetap menjalin hubungan baik satu sama lain sampai sekarang karena adanya rasa yang sama yang diperoleh di KPM. Saya menekankan rasa tentang akhlak, saling menghormati, dan membangun rasa kekeluargaan sesama murid KPM yang harapannya bisa terus terjaga sampai menjadi alumni.

Setiap tes eliminasi bulanan, biasanya anak-anak akan menyanyikan lagu “Selamat Datang” yang salah satu penggalan lagunya berbunyi “ ...selamat datang di dunia kami, dunia yang berpegang pada nilai agama, tanpa memandang harta dan suku bangsa... karena kita bersatu dalam keluarga, saling berbagi, saling menjaga, saling menebar bahagia, melangkah bersama menggapai cita...”.

Hal yang menarik dari kedua alumni ini adalah keduanya dan kedua orang tuanya masih menjaga hubungan baik dengan KPM khususnya dengan Pak Ridwan. Kalau Sultan masih suka membantu mengajar ketika KPM ada kegiatan tertentu, walaupun pembelajarannya secara online. Selain mengajar, Sultan juga perhatian terhadap kegiatan KPM lainnya.

Pada tahun 2019 ketika ada kegiatan International Youth Exchange (IYE) di Korea, Sultan menghadiri kegiatan tersebut untuk membantu saya dan anak-anak KPM. Hal yang menarik adalah ketika membantu kami, ternyata pada saat itu Sultan berpuasa meski waktu itu bukan bulan Ramadan. Rupanya, Sultan memang sudah terbiasa melaksanakan puasa sunah. Ketika rombongan IYE pulang, Sultan masih menyempatkan diri mengantar tim IYE ke bandara.

Kalau Agasha ceritanya lain lagi. Pada saat pulang liburan dari Amerika, Agasha menyempatkan diri bersilaturahmi ke ruko KPM. Kebetulan pada saat itu anak-anak kelas khusus sedang belajar di ruko KPM sehingga kesempatan langka itu saya gunakan untuk mempersilakan Agasha untuk bercerita tentang pengalaman menuntut ilmu di Amerika dan memberi motivasi kepada adik-adik kelasnya di KPM.

Kegiatan itu sangat bermanfaat dan berdampak positif bagi anak-anak kelas khusus, sehingga banyak di antara mereka saat ini kuliah di luar negeri. Perihal perhatian, orang tua Agasha termasuk orang tua alumni KPM yang masih perhatian ketika KPM merayakan ulang tahun.

Dari kisah kedua alumni ini, saya bisa memetik sebuah pelajaran untuk kita semua, di antaranya adalah belajar tatap muka dan mengikuti kegiatan-kegiatan KPM secara offline akan sangat bermanfaat untuk anak-anak KPM karena bisa mempererat keakraban dan persaudaraan yang akan sangat berguna untuk masa depan anak-anak tersebut.

Sayangnya saat ini banyak orang tua yang lebih memilih agar anak-anaknya tetap belajar secara online karena lebih murah, hemat waktu, dan tidak perlu lelah. Padahal dengan belajar secara online, manfaat yang didapat hanya berupa pengetahuan, tapi pertemanan bahkan persahabatan dengan anak-anak pintar justru tidak terbentuk. Hal yang jauh lebih penting adalah keberkahan ilmu akan lebih terasa jika bertemu langsung dengan gurunya. Keberkahan ilmu ini akan menentukan kesuksesan seorang murid di masa depan. Hal ini akan sulit didapatkan kalau kita masih suka belajar online.

Pesan juga untuk para alumni dan orang tua alumni. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman para alumni dan orang tuanya yang masih menjaga hubungan baik dengan KPM dan Pak Ridwan, biasanya kehidupannya lancar dan sukses. Bahkan ada yang merasa kehidupan yang dijalani jauh lebih baik dari yang seharusnya dia dapatkan, hal itu diakuinya karena berkah KPM dan takzim pada guru.

Hal ini sebenarnya mudah dipahami karena KPM dengan bayaran seikhlasnya, insyaallah menjadi lembaga yang banyak berkahnya, sehingga orang-orang pun masih menjalin silaturahmi dengan KPM walaupun sudah menjadi alumni. Dengan begitu, insyaallah akan ketularan berkahnya. Semoga pesan ini bisa dipahami dengan baik.

 

Bogor, 27 Juli 2022

Ridwan Hasan Saputra

Read more...