MNR Solusi Darurat Nalar Matematika
Foto: Kepala Divisi Litbang KPM, Teguh Imam Agus Hidayat tengah memaparkan materi Matematika Nalaria Realistik/Dok. KPM
Oleh: Teguh Imam Agus Hidayat
Kepala Divisi Litbang Klinik Pendidikan MIPA
Bogorplus.com-Bogor, Jawa Barat. -- Berapa pekan lalu, disebuah media massa melirilis gawat nalar matematika. Didasari dari penelitian yang dilakukan IFLS (Indonesia Family Life Survey) tahun 2000, 2007, dan 2014 menunjukkan 83% kedaruratan bermatematika. Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah, matematika telah menjadi pelajaran yang ditakuti atau tidak diminati oleh siswa karena dianggap sulit.
Lemahnya kemampuan matematika serta penalaran dapat disebabkan oleh faktor guru dan siswa itu sendiri. Faktor pertama adalah guru. Ada guru yang menganggap matematika adalah pelajaran rutinitas belaka dan hanya berfokus terhadap berhitung, terlebih di sekolah dasar. Bahkan di tingkat Taman Kanak-kanak, anak-anak sudah dijejali dengan operasi hitung yang abstrak. Contohnya seperti 7 + 4, 7 di mulut / di kepala dan 4 di tangan. Cara berhitung penjumlahan dasar yang dianggap ampuh dalam pembelajaran, tapi dapat mematikan nalar dan kreativitas siswa dalam bermatematika.
Guru cenderung lebih lebih mendikte, menjelaskan rumus tanpa mengajak siswa berpikir bagaimana bisa terjadi seperti itu atau siswa tidak menemukan sendiri konsep matematika, sehingga kemampuan matematika tidak terasah dan nalar siswa menjadi lemah.

Penyebab kedua adalah siswa. Pola pikir yang tertanam bahwa matematika itu sulit, membuat minimnya motivasi belajar siswa. Padahal belum tentu semua siswa tidak mampu mempelajari atau menerima materi, melainkan mereka enggan mempelajari matematika, sehingga saat materi disajikan, mereka langsung antipati. Hal ini membuat matematika terlihat semakin sulit.
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) telah melakukan aksi nyata sejak belasan tahun lalu. Pertama, membuat pelatihan untuk guru-guru dengan menggunakan pendekatan Matematika Nalaria Realistik (MNR) dalam pembelajaran. MNR membantu para guru merancang pembelajaran matematika bermakna sehingga para pelajar dapat menemukan sendiri rumus-rumus dan terlatih nalarnya. Dari penelitian yang di dilakukan Yeni (2012), Hidayati (2013), dan Aminah (2016) menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode MNR efektif meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan metode MNR, siswa dapat menyimpulkan sendiri materi yang dipelajari, sehingga pemahaman konsep mereka benar-benar bagus. Metode MNR juga menganjurkan untuk menjawab secara runtut (sistematis) sehingga kemampuan mengomunikasikan dan memecahkan masalah menjadi baik. Sejalan dengan itu, Sun (2018) mengatakan bahwa dalam membimbing siswa, ajarkan langkah demi langkah, bukan hanya jawaban akhir.
Metode MNR ini sudah diterapkan sejak tahun 2004 di KPM. Saputra (2004) mengatakan MNR adalah metode pembelajaran matematika yang menitikberatkan kepada penggunaan penalaran dalam memecahkan masalah matematika.
Dengan MNR para siswa dapat menjelaskan, menganalisis, meyimpulkan, dan menemukan konsep sendiri.
Metode MNR ini bisa menjadi rujukan untuk perbaikan matematika ke depan. Agar pembelajaran matematika menjadi lebih baik, lebih menarik, dan lebih diminati.
Jakarta, 18 November 2018